Hadapi El Nino, Mentan Amran Gerak Cepat Garap Lahan Rawa di Sumsel Jadi Lahan Produktif
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bergerak cepat melakukan optimasi lahan rawa untuk mendukung produksi nasional menghadapi kondisi El Nino dan upaya swasembada pangan. Salah satu upaya yang akan dilakukan yakni optimasi lahan seluas 128.000 hektare di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan meningkatkan indeks pertanaman dari 1 kali menjadi 2 hingga 3 kali dalam setahun.
Menurut Mentan Amran, potensi panen dari sebagian luasan lahan yang ada di Sumsel bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.
"Dan itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," ujar Mentan usai meninjau optimasi percepatan tanam lahan rawa di Provinsi Sumsel, Senin, 13 November 2023.
Mentan menambahkan saat ini potensi keseluruhan di Sumsel mencapai 500 ribu hektare dengan rata-rata indeks produksi (IP) baru 1,1. Artinya, kalau IP tersebut bisa dinaikkan menjadi dua kali panen maka produksi yang ada bisa mencapai 3 juta ton.
"Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras," katanya.
Mentan mengatakan, Sumsel merupakan salah satu provinsi subur yang memiliki luasan lahan rawa terbesar di Indonesia. Karena itu, wilayah ini akan dioptimasi pemerintah dengan menggunakan perlengkapan canggih seperti benih unggul, pupuk dan deretan teknologi mekanisasi.
"Yang terpenting adalah sumsel sudah melakukan di tahun-tahun sebelumnya di periode pertama sebanyak 68.000 hektare dan ini sudah dikerjakan tinggal dilanjutkan. Produksinya besar di atas rata-rata nasional 5,4 ton per hektare. Dengan demikian kita harus optimis Indonesia bangkit dan bisa swasembada pangan," katanya.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel ,Basyaruddin Akhmad mengatakan produksi Beras Sumsel berdasarkan angka sementara yang dikeluarkan BPS mencapai 1.586.127 Ton. Dari total produksi beras ini maka Sumsel masih menyumbangkan surplus sebesar 739.554 Ton dari total konsumsi beras penduduk Sumsel yang hanya sebesar 846.572 Ton.
“Data BPS juga menunjukkan terjadi peningkatan produksi beras per Januari hingga September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2022 kemarin sebesar 27.414 ton,” kata Basyaruddin.
Tahun 2022 kemarin kita masih bisa memperoleh kembali penghargaan dari Bapak Presiden sebagai lima dari Provinsi Penghasil Produksi Padi Terbesar tingkat nasional dan peringkat ketiga peningkatan produksi terbesar nasional.
“Kita sudah memiliki tenaga pendamping dilapangan yaitu penyuluh yang sudah diangkat pada tahun 2021 dan 2022 yang merupakan ujung tomak pembangungan pertanian di pedesaan. InsyaAllah, kami siap melaksanakan arahan Pak Menteri dalam meningkatkan produksi di Sumsel,” ucap Basyaruddin.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa wilayah Sumsel adalah satu dari sekian banyak wilayah lain yang diproyeksikan menjadi lumbung beras nasional peringkat 5 setelah Jatim, Jabar, Jateng. Sulsel juga memiliki potensi lahan rawa pasang surut dan rawa lebak lebih dari 400 ribu hektar.
"Ini potensi sangat besar untuk dibuka dan dimanfaatkan untuk tanam padi, dimulai akhir tahun 2023 ini secara bertahap," katanya.
Suwandi menyampaikan, berdasarkan data KSA BPS luas panen Sumsel setiap tahunnya mencapai 510.000 hektar. Dari luas baku sawah (LBS) 470.000 hektar sehingga ada potensi meningkatkan Indek Pertanaman (PIP) hingga IP200 dan IP300 bahkan di beberapa lokasi bisa lebih tinggi lagi.
"Untuk itu seluruh Kadistan Kabupaten se Sumsel berkumpul di Palembang merancang rencana tanam, pola tanam dan meningkatkan Indeks Pertanaman pada 2023-2024," jelasnya.